TLATAH BOCAH, Sebuah Hajat Budaya

August 01, 2007

HARI ANAK.

Secara nasional pemerintah menetapkan tanggal 23 Juli sebagai hari anak. Hal tersebut tentu saja sebagai perwujudan peran dalam berkewajiban melindungi warga negaranya yang masih anak-anak. Kenapa tanggal tersebut harus diperingati? Bukankah setiap hari kita juga harus mencantumkan anak sebagai bagian dari masyarakat. Tentunya maksud penetapan tanggal tersebut adalah supaya gaung ANAK bergema ke seluruh penjuru dan selalu mengingatkan kita untuk menyayanginya tidak hanya pada hari itu saja. Kalau setiap hari ada Hari Anak yang harus diperingati, kasihan dong nanti tidak jadi hal yang istimewa lagi.

Bagaimana pula anak dalam tataran masyarakat dusun?

Cobalah main ke Gowok Pos. Sebuah dusun di lereng Gunung Merapi wilayah Kabupaten Magelang. Dusun ini setiap tahun secara rutin mengadakan beberapa kali ritual syukur atas berkahNya akan keberadaan, kesejahteraan yang diberikan serta memanjatkan doa agar seluruh dusun selalu dikarunia keselamatan. Pada setiap perayaan tersebut selalu dimeriahkan dengan berbagai kesenian yang sudah menjadi roh hidupnya. Ada 5 grup kesenian tradisional (Jalantur, Ketoprak, Jatilan, Reog, dan Ponorogo) yang langgeng untuk dusun yang terdiri dari 465 jiwa tersebut.
Salah satu diantara ritual tersebut adalah Aum. Sebuah perayaan Merti Dusun yang awalnya merupakan tradisi Hindu untuk penghormatan pada Dewa Wisnu, Syiwa, dan Brahma. Pada perkembangannya acara ini mendapat pengaruh Islam. Aum bagi mereka selalu diperingati pada hari Rabu Kliwon pertengahan bulan Rejeb. Perayaan ini merupakan perayaan paling besar dibandingkan hari raya yang lain. Warga yang merantau pada saat itu pulang. Kerabat dari jauh berdatangan. Demikian pula tetangga dusun dari segala penjuru mengunjungi mereka untuk bersilaturahmi.
Pada saat Aum (perayaan ini disebut Aum-an) ada beberapa hal dilangsungkan. Hari pertama (Selasa Wage) adalah bersih kubur (besrik makam) dilanjutkan upacara korban lembu (pragatan). Beberapa bagian vital dari hewan ini, darah, mata, ekor, telapak kaki, dimasukkan sebuah wadah dari bambu. Sesepuh dusun dan warga berdoa untuk itu membawanya keliling dusun kemudian ditaruh di beberapa tempat sebagai sesaji.
Pada hari kedua (Rabu Kliwon) masing-masing rumah warga masak menu istimewa yang tiada duanya dalam setahun. Begitu selesai shalat dhuhur, sebagian makanan dikemas dalam bentuk tumpeng dan dibawa ke rumah Pak Bayan (Kepala Dusun) setempat sekaligus berdoa syukur dan minta segala berkah untuk hari depan.
Saat seperti ini juga saat yang istimewa bagi anak-anak. Para orangtua menyiapkan makanan yang disenangi oleh mereka dan disajikan secara khusus pula. Setelah doa-doa selesai, makanan dibagikan merata pada semua warga. Kenduri anak-anak untuk anak-anak.
Malam harinya, kewajiban yang diselenggarakan adalah pagelaran wayang kulit dimana lakonnya ditentukan dengan cara khusus pula. Tidak sembarangan lakon digelar. Perlu sebuah "perjalanan khusus" untuk mendapatkan lakon setiap tahunnya.
Tahun ini, Auman diselenggarakan tanggal 31 Juli - 2 Agustus 2007. Warga Gowok Pos bersama dengan Rumah Pelangi menggelar sebuah hajat budaya bertajuk :


TLATAH BOCAH

sebuah hajatan yang ditujukan untuk peningkatan pemahaman seni tradisi bagi pendidikan anak. TLATAH BOCAH (bhs. Indonesia: DUNIA ANAK) merupakan saatnya anak menunjukkan peran. Merekalah yang menghibur masyarakat dengan pentas seni tradisi pada hari-hari tersebut.

Selain itu pula, diadakan sarasehan bertajuk:

"PERAN BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ANAK"

Pembicara:

  1. Sitras Anjilin, Seniman seorang seniman seni tradisi di lingkungan Merapi. Beliau merupakan pimpinan padepokan seni Tjipta Boedaja - Tutup Ngisor yang berdiri sejak tahun 1937.
  2. Drs. Susilo Nugroho (pelaku seni Yogyakarta). Selain dikenal sebagai salah seorang tokoh sebuah teater terkenal di Yogyakarta dan dikenal luas pemirsa televisi akan perannya sebagai tokoh antagonis.

Moderator:
ISMANTO, pematung dan Pimpinan Teater Gadhung Mlati - Merapi. Salah satu patungnya memenangkan Thousands Misteries of Borobudur.
Mereka semua akan berbagi pengalamannya dalam bertualang seni dan pengaruhnya pada perkembangan anak.



Acara selengkapnya dapat dilihat pada agenda berikut:


JADWAL
TLATAH BOCAH
HAJAT BUDAYA

SENIN, 30 Juli '07
Jam: 09.00 WIB - selesai
DEKORASI DUSUN & ARENA PENTAS
Lokasi:
- Sepanjang Jalan Menuju Arena Hajat Budaya
- Halaman Rumah Wo Perti
- Halaman Rumah Lik Prayit


SELASA, 31 Juli '07
Jam: 06.00 -10.00 WIB
1. BESRIK MAKAM & TAHLIL
Lokasi: Makam Dusun

2. TARUB/PERSIAPAN
Lokasi: Dusun Pragatan Lembu

3. PASANG SESAJI
Seputar Dusun


RABU, 01 Agustus '07
Jam: 07.00 - 12.00 WIB
1. SILATURAHMI ANTAR KERABAT
Rumah-rumah Warga

Jam: 12.01 - 14.00 WIB
2. KENDURI DUSUN
Lokasi: Rumah Pak Bayan / Kepala Dusun Gowok Pos
(Bapak Martono)

Jam: 14.01 - 15.00 WIB
3. CAKAR LELE (Jagad Bocah Merapi)
Asal: Dusun Ngandong - Desa Ngargomulyo - Kecamatan Dukun
Lokasi: Pelataran Rumah Wo Perti

Jam: 15.01 - 17.15 WIB
4. PEMBUKAAN & PROSESI
Lokasi: Pelataran Rumah Wo Perti
Pembicara: Pak Bayan / Kepala Dusun Gowok Pos (Bapak Martono)

Jam: 15.16 - 17.00 WIB
5. SARASEHAN

PERAN BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ANAK

Pembicara:

1. SITRAS ANJILIN
Pimpinan Padepokan Tjipta Boedaja
Asal: Dusun Tutup Ngisor - Desa Sumber - Kecamatan Dukun

2. SUSILO NUGROHO
Pelaku Seni
Asal: Krapyak - Yogyakarta

Moderator:

ISMANTO
Pimpinan Teater Gadhung Mlati
Pematung
Asal: Dusun Ngampel - Desa Sengi - Kecamatan Dukun

Pembawa Acara:
Pemuda Gowok Pos

Lokasi: Pelataran Rumah Wo Perti

Jam: 20.00 WIB - selesai
6. WAYANG KULIT

"SEMAR BANGUN JAGAD "

Dalang : Ki Abu Karsono
Asal: Dusun Nglampu - Desa Pucang Anom - Kecamatan Srumbung
Lokasi: Rumah Pak Bayan / Kepala Dusun Gowok Pos


KAMIS, 2 Agustus '07

Jam: 07.00 - 10.00 WIB
1. Persiapan

Jam: 10.01 - 11.00 WIB
2. TOPENG IRENG (Santri Mudho)
Asal: Dusun Soka - Desa Sewukan - Kecamatan Dukun
Lokasi: Arena 1, Pelataran Rumah Wo Perti

Jam: 11.01 - 12.00 WIB
3. WAROK BOCAH (Margo Utomo)
Asal: Dusun Gowok Pos - Desa Sengi - Kecamatan Dukun
Lokasi: Arena 2, Pelataran Rumah Lik Prayit

Jam: 12.01 - 13.00 WIB
ISTIRAHAT

Jam: 13.01 - 14.00 WIB
4. GRASAK (Bangun Budaya)
Asal: Dusun Sumber - Desa Sumber - Kecamatan Dukun
Lokasi: Arena 1, Pelataran Rumah Wo Perti

Jam: 14.01 - 15.00 WIB
5. JATILAN (Turangga Arga Budaya)
Asal: Dusun Batur Duwur - Desa Ngargomulyo - Kecamatan Dukun
Lokasi: Arena 2, Pelataran Rumah Lik Prayit

Jam: 15.01 - 16.00 WIB
6. TARIAN (Padepokan Seni Tjipta Boedaja)
Asal: Dusun Tutup Ngisor - Desa Sumber - Kecamatan Dukun
Lokasi: Arena 1, Pelataran Rumah Wo Perti

Jam: 16.01 - 17.00 WIB
7. MUSIK JIMBE (Anak Wayang Indonesia)
Asal: Yogyakarta
Lokasi: Arena 2, Pelataran Rumah Lik Prayit

Jam: 17.01 - 17.15 WIB
PENUTUPAN
Lokasi: Arena 2, Pelataran Rumah Lik Prayit




Tertarik untuk datang?
Mengapa tidak? Adalah hal mudah untuk mencapai tempat itu. Apabila pernah ke Gardu Pandang Ketep, tataplah gunung Merapi, di pojokan atas depan sisi timur, ada beberapa dusun, disanalah Gowok Pos salah satunya.

Dari kota Muntilan 12km ke arah Merapi. Pertama-tama carilah Klenteng Muntilan di perempatan Sayangan, kemudian meluncur ke arah Talun sejauh 7 km. Setelah melewati Pasar Talun, ambil kiri menuju Gardu Pandang Ketep. 1 km dari pasar Talun akan ditemui perempatan pasar Soka, ambil jalan yang lurus sejauh 4 km sampai menemukan SDN Sengi 2. Disini, anda akan disambut sebuah hajatan yang menakjubkan, tidak akan terulang dalam satu tahun ke depan.

Masih ragu dengan petunjuk arah tersebut. Kami siapkan pemandu untuk membimbing perjalanan, yakni: mas Yoko (0856 – 4394 7296). Ingin tanya tentang acara sebelum sampai di lokasi, ada mas Rahmat (0293 – 55 23 123) yang akan bercerita tentang hajat budaya TLATAH BOCAH. Ada juga Mas Brahm(0856 – 2863 883) yang akan memandu petualangan tentang kelompok seni yang akan tampil. Pak Kundori (0815 – 658 8030) yang tentu saja dengan senang hati memberikan info yang dibutuhkan.

Pagi ini, teman-teman dari Sitimulyo, Piyungan, Bantul (+-50 km dari Gowok Pos) sudah menyerbu Gowok Pos untuk membantu segalanya...

Sampai ketemu di TLATAH BOCAH...

0 comments: